Minggu, 28 Juni 2015

43. ENTAH BAGAIMANA , JIKA AKU HARUS KEHILANGAN KEDUA AMANAHKU ?


Sang surya nampak begitu gagah pagi ini , seakan tersenyum ramah dengan terus menebar dan membiaskan sinarnya . . . Masih dengan semangat yang sama , semangat yang selalu ia tunjukkan setiap paginya .

Didalam sana , disebuah rumah kecil yang sederhana , nampak sepasang suami istri dengan putri kecilnya yang sibuk melaksanakan rutinitas paginya .

Sang suami terlihat begitu tergesa_gesa menyiapkan perlengkapan untuk mengais rizqi_NYA .
Ia keluarkan sepeda buntutnya dengan " obrok " kecil dibelakang. Didalamnya sudah tertata rapi barisan roti dengan manisnya , sudah bisa kita tebak apa profesinya ?
Ya , dia adalah penjual roti keliling yang selalu menjajakan dagangannya dari satu tempat ke tempat yang lain . Ia selalu mengayuh sepedanya dengan semangat yang membara , tak pernah peduli berapapun jarak yang harus ditempuhnya . Hanya dengan bermodal sepeda buntut peninggalan ayahnya itu , ia terus ikhtiar mengais rizqi dengan senyuman yang selalu terpatri . Tak pernah kulihat ia berkeluh_kesah . . .

Subhanallah , betapa besar perjuangannya . Sungguh ia telah menunjukkan sikap dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga .Ia bekerja membanting tulang agar bisa menghidupi istri dan anaknya..

Disudut sana , terlihat sang istri yang sedang sibuk dengan seperangkat alat masaknya . Ia memanfaatkan nasi sisa yang sudah hampir basi untuk diolah menjadi menu sarapan pagi untuk suaminya.Dicampurlah nasi itu dengan bumbu_bumbu ala kadarnya . . .
Belum juga selesai nasi goreng itu dibuat , tiba_tiba dia terhentak kaget . . .
Rupanya sang suami telah berdiri dibelakangnya , dijulurkanlah tangannya.Sang istri menyambutnya dengan senyuman dan tundukan kepala,diciumnya tangan kasar itu . Tangan kasar yang begitu berjasa bagi dirinya dan juga putri kecilnya .

Sang suami berkata :
" Saya berangkat dulu ya , Bun .
Do'akan laris agar nanti saya bisa membelikan susu untuk Nayla . . .
Oiya , jangan lupa , obat nyamuk yang di meja itu tolong dirapikan , simpan dan taruh dikamar .
Aku sudah kesiangan , jadi belum sempat merapikannya.
Assalaamu'alaykum . . . "

Sang istri mengantar suaminya hingga didepan pintu,sang putri kecil terlihat sibuk bermain dengan boneka satu_satunya yang ia punya .

Setelah suaminya pergi , ia kembali dengan rutinitas kesibukannya sebagai ibu rumah tangga .
Setengah jam berlalu , ia baru sempat menengok putri kecilnya yang dari tadi telah asyik bermain sendiri di kursi bambu ruang tamunya.

Betapa kagetnya ia , ketika menemukan putrinya dalam keadaan tergeletak dengan penuh busa dimulutnya .
Tak khayal ia berteriak keras memanggil_manggil dan terus mencoba membangunkan putrinya yang sudah lemah tak berdaya itu .

" Nayla . . . Nayla . . . Nayla . . . .
Bangun sayang,ini Bunda . . . "

Ia semakin panik ketika melihat wajah putri kecilnya itu semakin membiru . . .
Ia mengalihkan pandangannya sejenak pada meja disampingnya,rupanya obat nyamuk yang tadi disuruh suaminya untuk dirapikan telah tiada di tempat semula .

" Astagfirullah,Nayla telah memakannya ?," ucapnya dengan penuh tanda tanya tak percaya.

Tanpa pikir panjang , ia langsung membawa putri kecilnya itu ke rumah sakit diselimuti dengan kesedihan dan penyesalan yang begitu mendalam karena ia telah mengabaikan amanah dari sang suami .

Tapi apa mau dikata , takdir Allah berkehendak lain.
Nayla tidak dapat diselamatkan,ia meninggal seketika itu juga .
Sang Bunda terus meneteskan airmata,hatinya kacau ,entah perasaan apa saja yang berkecamuk didalamnya , antara perasaan sedih dan takut tentunya .

Tak lama kemudian sang suami telah berhasil menyusulnya ke rumah sakit , ia pandangi terus wajah mungil sang putri kecilnya , terlihat airmata juga berlinang dikelopak matanya .
Sang istri gemetar dan semakin ketakutan , sudah pasti sang suami akan memarahinya dan menyalahkannya atas keteledorannya itu .
Ia tertunduk diam dengan deraian airmata . . .

Sang suami berjalan perlahan mendekatinya,ia menatap tajam istrinya itu , memeluknya dan kemudian mencium keningnya , sambil berkata :
" Aku sayang kamu . "

Subhanallah . . . Betapa senangnya perasaan sang istri,semua rasa takut dan sedih yang tadinya berkecamuk tiba_tiba lenyap dan menghilang begitu saja .
Ia menatap sayu sang suami sambil berkata :

" Maafkan aku,aku telah lalai dan mengabaikan perintahmu sehingga putri kita menjadi korbannya,aku telah gagal menjadi seorang Ibu ."

Sang suami dengan penuh kelembutan menjawab :
" Bun,aku tidak akan pernah menyalahkanmu atas kejadian ini,aku tahu bagaimana beratnya tugas_tugasmu dalam mengurusi rumah tangga,aktivitasmu sebagai seorang ibu dan juga seorang istri telah banyak menyita waktu istirahatmu.Ini semua juga karna keteledoranku,andai pagi tadi aku menyempatkan waktu sebentar saja untuk menyimpan obat nyamuk itu , mungkin hal ini juga tidak akan terjadi .Kita harus bisa ikhlas ,apa yang telah menimpa keluarga kita sekarang , itu adalah atas kehendak_NYA.Nayla hanya titipan dan kita tak punya hak untuk melarang jika sewaktu_waktu Sang Pemilik mengambilnya.Begitu juga dengan dirimu , kau adalah amanah dari Rabb_ku . Jadi aku tetap bersyukur karena aku masih bisa memilikimu , entah apa yang akan menimpaku jika seandainya aku harus kehilangan kedua amanahku itu ?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar